Bermain dengan logika


 proverty is not being without money but being without hope

Yang kulakukan semua tak berguna, seakan mati dan tak perlu di pungut lagi. Terlupakan dan tidak berarti apa-apa. Perjuangan pembantu tidak ada artinya dibandingkan seorang puteri raja yang pandai memasak walau hanya air bening. Menyesakkan dada, akarku tidak terlalu kuat untuk menghidupkan tanaman di samping pohonnya. Jika orang tuaku bukan orang yang dihormati di dunia ini, maka izinkan anakmu menjadi terhormat sehingga keturunannya nanti tidak diremehkan oleh orang lain.

Kehidupanmu bukan seperti mereka yang langsung menjadi orang hebat dan penting karena nama ayah dan ibunya. Ingatlah kelak ketika kau telah dewasa, jangan hanya support orang-orang yang akarnya memiliki pangkat tapi liat orang orang kecil yang sebenarnya mereka mampu tapi mereka butuh dukungan dan bimbinganmu. Mereka tidak memiliki tempat untuk mencurahkan keluh kesah mereka seperti sang putri yang banyak memiliki prajurit dan sekertaris istana untuk dimintai suatu pendapat dan pertolongan. Dia hanya pembantu yang dengannya ayam, domba, tanaman. Bahkan hal tersebut bukan sesuatu yang berakal, mereka hanya menemaninya sebagai penghibur dan tidak dapat membantu dengan mengarahkan atau bahkan menasehati.

Kasihannya semua golongan bawah, mereka terkubur dalam angan dan cita-citanya jika mereka tak ingin berjuang dan menguatkan mental mereka sendiri. Apakah kamu masih belum ingin memberikan reward pada mereka ? apakah kamu akan tetap meremahkan dan mencampakkannya?? Baiklah mungkin akau setuju jika buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Pohonnya kuat, batangnya tegak dan dahannya rindang. Betapa beruntungnya buah yang tumbuh di antara pohon itu. 

Tapi sudut pandang lain kita lihat dia yang memiliki dahan kering bahkan dahannya rapuh dan buah yang jatuhpun busuk karena tidak ada orang yang mau memakannya, bijinya kering dengan sendirinya, tertanam dalam pasir yang gersang. Dia bertahan hidup sendiri dan tumbuh dengan sendirinya. Lantas ketika kamu melihat pohon itu memang kering seperti orang tuanya, tapi apakah kamu tetap akan membiarkan nya kering dan tidak terawatt?? Jika kamu yang membaca ini, aku akan buka pemikiranmu. Jadilah orang yang dengan melihatnya hatimu terketuk untuk menjadi orang yang merawatnya, jadilah orang yang terketuk untuk memupuknya maka pohon yang kau rawat akan menghasilkan buah yang bagus dan manis, bahkan bijinya pun akan mengikuti pohon yang kau rawat itu. Ma syaa Allah betapa sedikitnya orang yang berfikiran di sudut pandang itu.

Pandailah bersyukur ka,,, hal itu terjadi karena kamu kurang bersyukur, iri menutupi hatimu, kegelapan yang tampak di sekelilingmu, bukankah kau harus ingat bahwa tujuanmu menjadi lilin kecil yang mempu menyinari suatu ruangan.jika Kamu tak akan bisa menjadi matahari yang dapat menyinari bumi, ingat tujuan sederhanamu itu, pasti semangatmu akan bangkit Kembali.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INI BUKAN TENTANG RINDU

TETAPLAH BERJALAN !!

DIMANA AKU HARUS BERSANDAR ?