SURAT SENJA PART 3

 

Surat senja part 3






Mengingat ini adalah perjanjian agung

Perjanjian kita ini bukan perjanjian biasa, ini adalah perjanjian yang sangat agung seperti yang telah aku ucapkan di surat ke 2 . “mitsaqon ghalizhan”.

Al quran menyebut 3 perjanjian agung dalam al qur’an yakni perjanjian akad nikah, perjanjian Allah dengan bani israil, dan perjanjian Allah dengan rasul- rasulnya.

Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali sedikit  pun darinya. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung)  dosa yang nyata?  Dan bagaimana kamu akan mengambil kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah megambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu. (QS. An-Nisa’: 20-21).

Sangat luar biasanya akad nikah, sehingga Allah meyamakannya dengan 2 peristiwa agung tersebut. Jangan sampai kita meremehkan ikatan dalam sebuah pernikahan.

Ketika ijab qabul itu terucap, maka sesungguhnya kamu telah mengambil salah satu amanah Allah berupa istri, untuk kamu tanggung nafkahnya, untuk kamu tuntun hidupnya sehingga dia dapat terselamatkan dari murkanya Allah yang berujung pada api neraka.

Ketika ijab qabul telah terucap, bukan hanya pergantian status dari lajang menjadi suami, tapi kita akan mengambil konsekuensi masing masing dalam peran dan kewajiban serta tanggung jawab yang sangat berat.

Ketika ijab qabul telah terucap, itu pertanda bahwa kita telah sah menjadi pasangan yang saling menasehati dalan kebaikan dan ketaqwaan.

Aku dan kamu akan menjadi partner sejati, bukan lagi antara pelatih dan asisten pelatih, kita akan menjadi partner seumur hidup, menua bersama, menyelesaikan persoalan yang ada bersama. Maka untukmenghadapi hal itu kita harus belajar.

Belajar bersabar meski pribadi ini masih sangat jauh dari kata sabar, belajar saling memahami, belajar makna cinta, belajar saling menyemangati, saling berkasih sayang. Apakah semua itu mudah ?? tentunya tidak, kita harus puya pondasi awal untuk membangun semua itu.

Aku jadi teringat berbagai cerita rumah tangga dalam bab nikah kitab bulughul maram yang bimbing oleh nyai. Khoriya. Tak sedikit pula dalam suatu rumah tangga dengan mudahnyamengucapkan hal yang di benci Allah yakni kata “CERAI”

Rasulullah saw bersabda, “sesuatu yang halal tapi dibenci oleh Allah adalah penceraian“ (HR. Abu Dawud dan Aal- Hakim).

Aku sangat yakin hadist ini mengandung makna terdalam. Dari penyusunan kalimatnya sudah bisa diambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Jika nyai menjelaskan ada 2 kalimat:

1.     Dia pintar namun cerewet

2.     Dia cerewet tapi pintar

Kalimat pertama, kata apa yang ditekankan, yap benar si cerewetnya. Dan kata kedua siapa yang ditekankan, yap kata pintarnya. Maka ketika kita membaca kalimat diatas kata di benci Allah adalah penenekanannya. Wallahu a’lam.

Semoga dengan pemahaman yang baik tentang kuatnya ikatan pernikahan. Kelak kita akan berusaha menjaga ikatan ini semaksimal mungkin. In syaa Allah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INI BUKAN TENTANG RINDU

TETAPLAH BERJALAN !!

DIMANA AKU HARUS BERSANDAR ?